Kristen Rajawali
Fri, 7 September 2007
view : 9335
Rajawali
adalah mahluk ciptaan Tuhan yang sangat indah. Alkitab menuliskan
mengenai rajawali sebanyak 38 kali, jauh lebih banyak dibandingkan
merpati atau jenis burung lainnya. Seekor rajawali dewasa
memiliki tinggi badan sekitar 90 cm, dan bentangan sayap sepanjang 2 m.
Ia membangun sarangnya di puncak-puncak gunung. Sarang itu sangat besar
sehingga manusia pun dapat tidur di dalamnya. Sarang itu beratnya bisa
mencapai 700 kg dan sangat nyaman.
Dengan
berdasarkan firman Tuhan, kita akan melihat mengenai beberapa hal yang
dapat kita pelajari dari burung rajawali ini, baik itu menyangkut
ke-Tuhanan maupun kehidupan kekristenan kita. Semoga pengetahuan singkat
ini dapat menjadi berkat bagi kita semua. Tuhan Yesus memberkati.
PELAJARAN 1 : Semua Bayi Rajawali Harus Belajar Untuk Terbang
Yesaya 40:31
Tetapi
orang-orang yang menantikan Tuhan mendapat kekuatan baru: mereka
seumpama rajawali yang naik terbang dengan kekuatan sayapnya; mereka
berlari dan tidak menjadi lesu, mereka berjalan dan tidak menjadi lelah.
Di
atas puncak gunung yang tinggi, telur rajawali menetas dan muncullah
bayi rajawali. Seperti layaknya bayi yang lain, hanya ada dua hal yang
sangat disukai oleh bayi rajawali ini untuk dilakukan, yaitu makanan dan
tidur. Bayi rajawali akan menghabiskan masa-masa pertamanya di dunia
didalam sarangnya yang nyaman. Setiap hari, induk rajawali mencarikan
makanan untuk bayinya dan menyuapi mulut bayi yang sudah terbuka untuk
menerima makanan. Dengan perut kenyang, bayi itu tidur kembali. Hal itu
berlangsung berulang-ulang dalam hidupnya.
Siklus
ini berjalan beberapa minggu, sampai pada suatu hari, induk rajawali
ini tebang dan hanya berputar-putar di atas sarangnya memperhatikan
anaknya yang ada di dalamnya. Kali ini tanpa makanan. Setelah berputar
beberapa kali, induk rajawali akan terbang dengan kecepatan tinggi
menuju sarangnya, ditabraknya sarang itu dan digoncang-goncangkannya.
Kemudian ia merenggut anaknya dari sarang dan dibawanya terbang tinggi.
Kemudian, secara tiba-tiba, ia menjatuhkan bayi rajawali dari
ketinggian. Bayi ini berusaha terbang, tapi gagal. Beberapa saat jatuh
melayang ke bawah mendekati batu-batu karang, induk rajawali ini dengan
cepat meraih anaknya kembali dan dibawa terbang tinggi. Setelah itu,
dilepaskannya pegangan itu dan anaknya jatuh lagi. Tapi sebelum anaknya
menyentuh daratan, ia mengangkatnya kembali. Hal ini dilakukan
berulang-ulang, setiap hari. Hingga hanya dalam waktu satu minggu
anaknya sudah banyak belajar, dan mulai memperhatikan bagaimana induknya
terbang. Dalam jangka waktu itu, sayap anak rajawali sudah kuat dan ia
pun mulai bisa terbang.
Saudaraku,
banyak orang Kristen seperti bayi rajawali ini. Terlalu nyaman di dalam
sarangnya. Kita datang ke gereja seminggu sekali untuk mendapatkan
makanan. Kita menunggu pelayan Tuhan untuk memberi mereka "makanan
rohani" kedalam mulutnya. Kemudian setelah ibadah selesai, kita pulang
dan "tidur" lagi, tanpa melakukan firman Tuhan dan hidup tidak berubah.
Baru setelah beban-beban berat menindih selama 1 minggu, kita merasakan
"lapar" dan butuh diisi makanan, kemudian kita pun pergi lagi ke gereja
untuk di-drop makanan lagi.
Hal
ini berlangsung terus menerus berulang-ulang tanpa ada pertumbuhan
secara rohani dalam hidup kita. Sampai suatu saat, sesuatu pencobaan
terjadi dalam hidup kita, sarang digoncangkan dengan keras, dan kita
tidak tahu apa yang harus dilakukan. Kita mulai menyalahkan Tuhan,"Tuhan
jahat! Tuhan tidak adil!...."
Tidak!
Tuhan tidak jahat! Jika kita mengalami pencobaan dan goncangan berarti
Bapa di surga sedang melatih kita untuk bisa lebih dewasa lagi, agar
kita bisa siap untuk terbang. Akan sia-sia menjadi rajawali kalau dia
tidak bisa terbang. Berarti akan sia-sia menjadi orang Kristen kalau dia
tidak pernah dewasa dalam
iman! Akan tetapi perhatikanlah hal ini : setiap pencobaan datang,
Tuhan tidak pernah membiarkan anak-anakNya jatuh tergeletak, tapi
seperti induk rajawali, pada saat kritis, ia menyambar anaknya untuk
diangkat kembali.
Beban
berat boleh datang, tapi kemudian mulailah untuk berdoa. Mulailah
membuka Alkitab dan membaca firman Tuhan. Kemudian kita akan menyadari
bahwa jawaban doa itu telah datang. Masa-masa sukar akan selalu ada di
depan kita, tapi kita akan menemukan diri kita selalu penuh dengan
pengharapan jika kita tetap berdiri pada kebenaran firman Allah. Apa
yang sedang terjadi? Ternyata kita sedang merentangkan sayap kita! Kita
sedang belajar terbang ! Tuhan mengangkat dan memuliakan kita melalui
pencobaan-pencobaan yang kita alami.
Jika
induk rajawali melatih anaknya untuk mempergunakan sayapnya, Tuhan
melatih kita untuk mempercayai firmanNya dan mempergunakan iman kita.
PELAJARAN 2 : Rajawali Diciptakan Untuk Tinggal di Tempat Tinggi
Efesus 4:17-19
Sebab itu kukatakan dan kutegaskan
ini kepadamu di dalam Tuhan: Jangan hidup lagi sama seperti orang-orang
yang tidak mengenal Allah dengan pikirannya yang sia-sia dan
pengertiannya yang gelap, jauh dari hidup persekutuan dengan Allah,
karena kebodohan yang ada di dalam mereka dan karena kedegilan hati
mereka. Perasaan mereka telah tumpul, sehingga mereka menyerahkan diri
kepada hawa nafsu dan mengerjakan dengan serakah segala macam kecemaran.
Berbeda
dengan jenis burung lainnya, rajawali diciptakan untuk terbang di
tempat-tempat yang tinggi, jauh dari pandangan mata telanjang dan jauh
dari jangkauan para pemburu.
Burung
rajawali memiliki keunikan, jika ia berada di alam bebas, akan menjadi
burung yang paling bersih di antara burung lainnya, tapi jika dia berada
di dalam 'penjara' dan terikat, ia akan menjadi burung yang paling
kotor (hal ini dikarenakan rajawali mengkonsumsi makanan yang berbeda
dengan burung lainnya).
Saudaraku,
Tuhan menciptakan kita untuk selalu terbang dan berada di tempat yang
tinggi, yaitu selalu berada dalam hadiratNya dan bebas dari kontrol
dunia. Jika orang kristen berada dalam ikatan-ikatan duniawi, ia akan
menjadi orang yang terkotor dibandingkan dengan orang lain.
PELAJARAN 3 : Rajawali Tidak Terbang, Tapi Melayang
Roma 5:3-5
Dan
bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita,
karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan, dan
ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan pengharapan.
Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah dicurahkan
di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan kepada kita.
Rajawali
tidak terbang seperti layaknya burung-burung yang lain, mereka terbang
dengan mengepak-kepakkan sayapnya dengan kekuatan sendiri. Tapi yang
dilakukan rajawali ialah melayang dengan anggun, membuka lebar-lebar
kedua sayapnya dan menggunakan kekuatan angin untuk mendorong tubuhnya.
Yang
membuat rajawali sangat spesial ialah ia tahu betul waktu yang tepat
untuk meluncur terbang. Ia berdiam di atas puncak gunung karang, membaca
keadaan angin, dan pada saat yang dirasa tepat ia mengepakkan sayapnya
untuk mendorong terbang, lalu membuka sayapnya lebar-lebar untuk
kemudian melayang dengan menggunakan kekuatan angin itu.
Saudaraku,
angin sering disebutkan dalam Alkitab sebagai penggambaran dari Roh
Kudus. Kita dapat belajar untuk bekerja sama dengan Roh Kudus dan
membiarkan-Nya mengangkat kita lebih tinggi lagi, semakin dekat dengan
Tuhan Yesus. Seringkali kita 'terbang' dengan kekuatan kita sendiri,
hasilnya kita menemui banyak kelelahan, kekecewaan dan kepahitan dalam
hidup ini. Tapi belajar dari rajawali, kita mau untuk 'terbang'
melintasi kehidupan ini dengan mengandalkan Roh Kudus.
Angin,
juga berbicara mengenai kesulitan-kesulitan hidup. Badai sering
menggambarkan adanya pergumulan dalam hidup ini. Bagi rajawali, badai
adalah media yang tepat untuk belajar menguatkan sayapnya. Dia terbang
menembus badai itu, melayang di dalamnya, melatih sayapnya untuk lebih
kuat lagi. Orang 'Kristen Rajawali' seharusnya mengucap syukur dalam
menghadapi berbagai-bagai pencobaan. Karena saat itulah saat yang tepat
bagi kita untuk mempergunakan pencobaan sebagai media untuk menguatkan
sayap-sayap iman kita.
PELAJARAN 4 : Rajawali Memiliki Waktu Khusus untuk Pembaharuan
1 Korintus 10:13
Pencobaan-pencobaan
yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi
kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan
membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia
akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat
menanggungnya.
Ketika
rajawali berumur 60 tahun, ia memasuki periode pembaharuan. Seekor
rajawali akan mencari tempat tinggi dan tersembunyi di puncak gunung. Ia
berdiam disitu, membiarkan bulu-bulunya rontok satu demi satu. Rajawali
ini mengalami keadaan yang menyakitkan dan sangat mengenaskan selama
kira-kira 1 tahun. Ia menunggu dengan sabar selama proses ini
berlangsung, dan setiap hari ia membiarkan
sinar matahari menyinari tubuhnya untuk mempercepat proses
penyembuhannya. Melalui proses ini, bulu-bulu barupun tumbuh, dan
rajawali menerima kekuatan yang baru sehingga ia mampu untuk bertahan
hidup hingga umur 120 tahun, seperti normalnya rajawali hidup.
Saudaraku,
seperti rajawali, orang kristen perlu memiliki waktu-waktu khusus untuk
proses pembaharuan dalam hidup ini. Membiarkan hal-hal lama yang tidak
berguna lagi 'rontok' dan menanti-nantikan dengan sabar pemulihan dari
Tuhan. Pembaharuan adalah prinsip Ilahi, dimana Allah memotong segala
sesuatu yang tidak menghasilkan buah dalam hidup kita ini agar kita
mampu berbuah lebat. Selama kita menantikan Dia, relakan proses
pembaharuan itu berlangsung.
PELAJARAN 5 : Rajawali Juga Kadang-kadang Sakit, Seperti Manusia
Yeremia 17:7
Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN!
Ketika
rajawali mengalami sakit di tubuhnya, ia terbang ke suatu tempat yang
sangat disukainya, dimana ia dengan leluasa dapat menikmati sinar
matahari. Karena sinar matahari memainkan peranan yang sangat penting
dalam kehidupan rajawali, dan juga merupakan obat yang paling mujarab
baginya.
Saudaraku,
ketika kita sakit, baik itu sakit secara fisik, ekonomi, rumah tangga,
pekerjaan, pelayanan, atau sakit rohani kita, apakah kita juga mencari
Allah yang memainkan peranan penting dalam hidup kita, yang juga
merupakan sumber kesembuhan bagi segala macam 'penyakit'?
PELAJARAN 6 : Setiap Burung Rajawali Pasti Mati
Yesaya 60:20
Bagimu
akan ada matahari yang tidak pernah terbenam dan bulan yang tidak
surut, sebab TUHAN akan menjadi penerang abadi bagimu, dan hari-hari
perkabunganmu akan berakhir.
Ketika
rajawali berada dalam keadaan mendekati waktu kematiannya, ia terbang
ke tempat yang paling disukainya, di atas gunung, menutupi tubuhnya
dengan kedua sayapnya, memandang ke arah terbitnya matahari,
lalu....mati.
Saudaraku,
sudah selayaknya, semua orang Kristen mati dengan mata dan hati tetap
tertuju pada Yesus sebagai sumber dari pengharapan dan jaminan di dalam
kehidupan kekal. Jadilah KRISTEN RAJAWALI.
Sumber : jawaban.com